Kisah ini berawal dari seorang gadis 16 tahun yang beranjak dewasa. Ia hidup bersama ayah, ibu beserta adiknya. Pada awalnya, kehidupan Risa berjalan dengan sangat baik. Namun lambat laun semua itu berubah. Berubah secara tiba-tiba dan berlangsung sangat cepat. Sejak hari ulang tahunnya yang lalu, Risa mulai merasakan hal yang berbeda dari keluarganya. Dan akhirnya perasaan itu semakin kuat maerasuk dalam batinnya. Ayah dan ibunya tidak memperdulikan Risa lagi. Selalu menghujat layaknya seorang yang paling bersalah. Risa sangat tidak mengerti, apa yang sedaang terjadi dalam hidupnya. Yang ia lakukan hanya berdiam diri, tersenyum dalam duka, tertawa dalam tangis dan menjerit didalam hati.
Didunia ini, tidak ada manusia yang sempurna. Begitu juga dengan keluarganyaa. Tidak ada pula ayah dan ibu yang bias bersikap adil kepada kedua anaknya. Sebenarnya Risa sangat bias mengerti hal tersebut, tapi kali ini diluar kesabaran Risa. Risa selalu menjadi pelampiasan dalam keluarganya. Semuanya ia lalui dengan sabar. Ingin rasanya bibir ini berteriak sekencang-kencangnya. Ingin sekali bibir ini memohon keadilan. Tapi itu semua hal yang sangat tidak mungkin. Risa hanya bias menangis dalam hati. Sembunyi-sembunyi mengeluarkan cucuran air matanya, curahan hatinya. Tak ada yang tau bagaiman perasaan Risa yang sebenarnya. Hanya ia dan Tuhan yang tau apa yang sedang ia alami dan ia rasakan.
Risa sebenarnya adalah anak yang ceria dan periang. Risa selalu menjadi tempat keluh kelas para sahabatnya. Menurut mereka, risa adalah seorang motivator hidup yang selalu member nasehat dan semangat dikala suka maupaun duka. Risa juga selalu tersenyum, teguh pendirian dan tegar! Tapi dibalik itu semua, mereka tak pernah tau, apa yang sedang ia alami. Memang benar, orang yang selalu memberikan motivasi dan nasehat – nasehat terbaik itu keadaannya tidak lebih baik dari itu. Bisa dibilang sangat bertolak belakang.
Ada hal-hal yang kita ketahui dan ada juga yang tidak kita ketahui. Jalan pikiran Risa memang sangat bertolak belakang dengan orang tuanya. Bagaimanapun benarnya Risa, selalu saja akhirnya kebenaran itu menjadi suatu kesalahan terbesar yang membuat ia terpuruk. Terperosok dalam lubang yang ia buat sendiri. Itu yang membuat ia berpikir bahwa hidup sudah tidak berguna lagi.
Diluar dari keadaan itu semua, ia bisa mengambil hikmah bahwa suatu saat kita memang mengalami masa-masa yang sangat sulit. Masa-masa dimana kita benar-benar menjadi seorang yang lemah dan paling rapuh. Dari masa itu, kita harus yakin bahwa sesuatu akan indah pada waktunya. Tuhan pasti selalu memberikan yang terbaik untuk kita. Jalani hidup ini apa adanya. Biarkan semua itu mengalir dengan tenang. Dan kita juga harus bangkit dari keterpurukan masa sulit itu. Risa yakin dalam dirinya bahwa ia memiliki kebahagiaan untuk dirinya sendiri dan mungkin memang inilah jalan untuk menemukan kebahagiaan itu.
* hest.dendars.edogawa
( 'sepatuu.itt.milikk.sayaa' )
:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar